Jumat, 19 November 2021

Menanti Catatan Tinggi Sejarah Prestasi Dewa United FC

Dewa United FC. Nama dari sebuah klub sepak bola debutan di Liga 2 musim 2021/2022. Pun begitu, kemunculannya di kasta kedua sepak bola negeri ini bukan merangkak muncul dari bawah. Melainkan dari proses akuisisi administrasi kepemilikan klub Liga 2 dari Banjar, Kalimantan, Martapura FC.

Sedikit menengok ke belakang perihal Martapura FC yang sekarang bertransformasi menjadi klub deluxe unicorn Dewa United, klub yang punya julukan Laskar Sultan Adam dan Macan Ghaib itu memulai pentas nasionalnya dari Divisi III musim 2009-2010. Setahun berikutnya, skuad yang diasuh mantan pemain Barito Putra era 90-an, Frans Sinatra Huwae ini membuat langkah ajaib dengan naik kasta ke Divisi II musim 2011-2012.

Langkah ajaib tersebut kembali diulangi tahun 2013 dengan mentas di Divisi I dan tahun 2014 melaju ke Divisi Utama yang notabene adalah kompetisi sepak bola kasta kedua di negeri ini ketika itu. Setelah itu mohon maaf, tak ada lagi langkah ajaib yang bisa dilakukan klub kebanggaan warga Kabupaten Banjar dan Kota Martapura ini.

Terakhir, klub dengan home base Stadion Demang Lehman ini gagal menembus babak 8 besar Liga 2 tahun 2018 serta jadi juru kunci grup babak 8 besar Liga 2 tahun 2019. Manajemen klub juga cuma bisa terdiam lesu. Hopeless karena tak punya daya buat jor-joran menarik pemain kualitas oke guna memperkuat skuad. Sampai akhir layar Martapura FC ditutup dan dibuka lagi dengan wajah baru bernama Dewa United FC.

Kontras dengan Martapura, Dewa United FC yang mengambil home base di Tangerang, Banten, justru bisa langsung unjuk gigi dengan merekrut pemain berkualitas oke guna membangun skuad. Dimotori presenter sepak bola ternama Indonesia, Rendra Soedjono yang menjabat Chief Operating Officer (COO) serta dua alumni timnas Indonesia peraih medali emas sepak bola SEA Games 1991, Kas Hartadi (Head Coach) dan Erick Ibrahim (Goalkeeper Coach), pelan tapi pasti pondasi skuad The Legion Black White Gold mulai dibangun kokoh.

Satu per satu pemain di berbagai posisi yang punya pengalaman bermain yang tebal di Liga 1 dan Liga 2 didaratkan. Sebut saja, misalnya, Herman Dzumafo (Bhayangkara FC dan PSPS Pekanbaru), Shahar Ginandjar (Persija dan PSM Makassar), Rangga Muslim (Bhayangkara FC, PSS Sleman, Persebaya Surabaya), Rivki Mokodompit (Persebaya Surabaya dan PSM Makassar), Slamet Budiyono (PSS Sleman, Persis Solo), Jajang Sukmara (Persib Bandung, Barito Putera), Rishadi Fauzi (Persebaya Surabaya), Ade Suhendra (PSPS Pekanbaru), atau Abi Defa (Persib Bandung U-20) dan Bayu Nugroho (Persebaya Surabaya).

Dengan barisan pemain yang sudah direkrut plus pelatih dengan prestasi dan jam terbang tinggi, manajemen Dewa United FC tanpa ragu langsung ketok palu menyegel target promosi ke Liga 1 musim depan sebagai harga mati. Cukup satu musim saja buat Dewa United FC mentas di Liga 2. Karena ajang dan tantangan sesungguhnya yang ingin diraih The Legion Black White Gold adalah prestasi paling pucuk alias tertinggi, baik itu di level nasional maupun internasional.

Pentas resmi pertama Dewa United FC tercatat pada 28 September 2021 saat menghadapi klub deluxe unicorn lainnya, RANS Cilegon sebagai partai pembuka Grup B Liga 2 musim 2021. Big match pun terjadi. Dua tim debutan yang dijuluki sebagai klub sultan langsung adu taring. Dan hasilnya; The Legion Black White Gold berhasil mempercundangi The Prestige Phoenix dengan skor 3-1. Puas? Oh, belum. Perjalanan untuk mewujudkan target harga mati masih jauh kala itu. Masih ada empat laga lagi di putaran pertama dan lima laga lagi di putaran kedua Grup B.

 


Dan seiring berjalannya waktu, lima laga putaran pertama Grup B bisa dibuktikan The Legion Black White Gold dengan menyapu bersih kemenangan dan mengantongi poin sempurna 15. Masuk putaran kedua, Dewa United FC kembali bersua Rans Cilegon untuk adu taring. Dan lagi-lagi Dewa United FC membuktikan kalau taringnya lebih tajam dari Rans.

Untuk kali kedua klub yang dimiliki penyohor Raffi Ahmad dan pengusaha otomotif Rudy Salim ini dipaksa menelan pil pahit kekalahan dari lawan yang sama. Rans Cilegon tumbang 0-1 dari Dewa United FC lewat sebiji gol Ghufron Al Maruf. Meski cuma melahirkan satu gol, secara permainan Dewa United FC bisa mempertontonkan kalau kualitas mereka masih satu strip di atas Rans yang juga dihuni sejumlah pemain dengan nama beken dan CV oke.

Keunggulan ball posesion 55% berbanding 45% milik Rans juga dibarengi anak-anak asuh Kas Hartadi dengan keunggulan peluang bikin gol. Tercatat ada empat shots on target milik Dewa United FC yang melahirkan sebiji gol. Sementara Rans cuma punya dua shots on target sepanjang laga dan semuanya mentah. Laga keenam Grup B kembali disapu Dewa United FC dengan kemenangan dan diganjar poin perfecto; 18 sebagai pemuncak klasemen.


Laga berikutnya adalah laga ketujuh menghadapi Perserang Serang yang sebelumnya ditaklukkan 2-0. Di atas kertas bukan perkara sulit buat Dewa United FC untuk kembali menang. Dan itu memang kembali dibuktikan di atas lapangan. The Legion Black White Gold mendominasi laga dengan penguasan bola 57% berbanding 43% milik Laskar Singadaru yang memilih bermain lebih dalam. Para pemain Perserang Serang bermain sangat rapat di sepertiga area sendiri dan menunggu ada kesempatan melakukan counter attack dari second ball.

Kedigdayaan Dewa United FC sebagai pemuncak klasemen dan menyapu bersih enam laga dengan kemenangan memang masih kental terlihat. Cuma sayang, untuk laga ini ketajaman lini serang Dewa United FC seperti menguap. Meski mendominasi permainan sepanjang laga, anak asuh Kas Hartadi tak membuat satu shots on goal pun dalam dua babak laga. Sangat minim kreasi serangan dan zonder peluang bikin gol.


Apesnya lagi, saat para pemain bertahan cuma kehilangan fokus bermain sekian detik, lini serang Perserang berhasil memanfaatkannya. Akselerasi winger Perserang, Fahmi Nurcholis menerobos kotak 16 Dewa United FC diakhiri sepakan keras dari sudut sempit yang mengoyak jala gawang Shahar Ginandjar. 1-0 untuk Perserang Serang hingga laga usai. The Legion Black White Gold pun sah menelan kekalahan resmi perdananya pada Selasa, 9 November 2021. Pun begitu, kekalahan ini tetap tak mengubah posisi Dewa United FC sebagai pemuncak klasemen Grup B. Cuma sekadar menunda waktu buat menggenggam tiket lolos ke babak 8 besar.

Kekalahan mengejutkan dari Perserang ini juga bisa diibaratkan sebagai lecutan keras buat seluruh tim untuk bekerja lebih keras dan tak cepat puas. Dan ini dibuktikan The Legion Black White Gold saat menghadapi Badak Lampung di laga ke delapan pada 16 November 2021. Menguasai jalannya laga dengan penguasaan bola 52%, anak-anak Dewa United FC mencatat tujuh shots on goal dan tiga berbuah gol. Dari 428 umpan yang dilepaskan, 339 di antaranya juga sukses mencapai sasaran.

Di laga ini Dewa United FC menang 3-1 dan mencatatkan diri sebagai tim pertama Liga 2 yang sukses mengamankan tiket ke babak 8 besar sekaligus menahbiskan diri sebagai pemuncak Grup B dengan poin 21. Selisih 7 poin dengan Persekat Tegal dan Rans Cilegon di posisi 2 dan 3 yang sama-sama mengantongi 14 poin. Dengan sisa dua laga lagi, jelas tak mungkin buat keduanya mendapatkan 21 poin. Tinggal berharap tuntas menyelesaikan sisa laga dan menjadi runner up untuk menemani The Legion Black White Gold ke babak 8 besar. 

 


Sekarang menarik disimak bagaimana kans Dewa United FC untuk meraih impiannya promosi ke Liga 1 mulai dari babak 8 besar nanti. Sebagai juara Grup B, di babak 8 besar nanti Dewa United FC akan satu grup dengan runner up Grup A dan C serta juara Grup D. Di Grup A, kans terbesar posisi runner up ada di tangan PSMS Medan. Kemudian Grup C PSIM Yogyakarta dan PSCS Cilacap. Sementara kans juara Grup B bisa diisi Kalteng Putra, Sulut United dan Persiba Balikpapan yang masih bersaing ketat.

 Goresan catatan saya berikutnya akan coba menerka-nerka kelanjutan langkah The Legion Black White Gold untuk meraih mimpi pertamanya. Dewa United... Champions!!! 💪💪