Senin, 22 Februari 2016

Upaya FC Bayern Menumbangkan Juventus FC dari Lini Sayap


Babak 16 besar Liga Champions musim 2015/2016 langsung menyajikan beberapa partai besar. Salah satunya adalah laga FC Bayern Muenchen kontra Juventus FC. Laga pemuncak sementara klasemen Bundesliga dan Serie A. Leg pertama laga ini dilangsungkan di Juventus Stadium, Kota Turin, Italia, Rabu dini hari, 24 Februari 2016 WIB.

Karena keduanya adalah tim besar dengan banyak reputasi, rasanya sulit untuk membayangkan laga ini akan menghasilkan banyak peluang mencetak gol. Bahkan, CEO FC Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, saja sampai mengatakan skor 0-0 adalah hasil yang pantas untuk laga leg pertama ini.

Sebelum menjejak babak 16 besar, FC Bayern yang tampil dengan status juara Grup F memainkan enam laga penyisihan. FC Bayern meraih lima kemenangan dan satu kekalahan dengan selisih memasukkan kemasukan 19 berbanding 3.

Sementara Juventus tampil dengan status runner up Grup D juga memainkan enam laga. Tiga laga berhasil dimenangkan, dua seri dan satu kalah. Jumlah gol yang dibuat juga irit; memasukkan 6 kemasukan 3.

Menyimak dari data ini,  tentu sah untuk mengatakan Juventus FC punya lini pertahanan yang kokoh. Terlebih laga-laga penyisihan grup dilalui saat ‘Nyonya Tua’ – julukan Juventus FC – tengah mencari keseimbangan dan ritme baru pasca-ditinggal tiga pilar utamanya dan kedatangan beberapa pemain baru di awal musim.

Kini, dengan kondisi Juventus FC yang sudah jauh lebih stabil dan mapan secara permainan, tentu bukan pekerjaan mudah bagi FC Bayern untuk menjinakkan. Meski data statistik tegas-tegas menyatakan FC Bayern lebih menyeramkan ketimbang Juventus FC.

Selama pertandingan kualifikasi grup secara statistik, FC Bayern rata-rata membuat 22,8 tembakan per game. Sedangkan Juventus FC cuma mencatat 16,8 tembakan per partai. Umpan yang dilepaskan juga jauh lebih banyak FC Bayern dengan perbandingan 728: 450,8 per partai dengan tingkat akurasi umpan berhasil 90,8% berbanding 83,8% milik Juventus FC. Penguasaan bola FC Bayern per pertandingan juga unggul jauh yakni 66,9% berbanding 47% milik Juventus.

Meski begitu, FC Bayern sedikit kalah dalam hal jumlah umpan panjang yang dilepaskan per pertandingan. Jika FC Bayern memiliki rata-rata 57 umpan panjang, FC Juventus punya 61 umpan panjang per laga. Dengan kondisi minus Jerome Boateng, Javi Martinez, dan Holger Badstuber yang rata-rata berpostur 190 cm di barisan belakang, percayalah hal ini bakal coba lebih dieksplor oleh Juventus dengan mengandalkan kecepatan para pemain depannya seperti Paulo Dybala dan Alvaro Moratta. Apalagi mereka juga memainkan laga kandang dan di depan para suporternya.

Hal lainnya lagi, sejauh ini FC Bayern juga lebih banyak melakukan takling dengan rata-rata 17,6 takle per game ketimbang Juventus FC yang membuat 15,8 takle. Harapan saya sebagai pendukung FC Bayern tentu ini tak banyak berulang, terlebih di area berbahaya. Kenapa? Kembali harus diingat bahwa lini pertahanan FC Bayern saat ini rawan kalah dalam duel udara akibat hilangnya pilar-pilar berpostur jangkung.

Pola ofensif FC Bayern dengan lini pertahanan yang tak sekuat biasanya juga harus cermat diperhitungkan. Saya yakin Juventus FC akan bermain sabar dan menunggu mendapatkan celah. Taktik ini juga didukung performa lini tengah La Vecchia Signora yang diisi Paul Pogba, Claudio Marchisio, Juan Cuadrado, dan Sami Khedira, para pemain cerdas yang pintar membaca permainan.

FC Bayern saya yakin tetap akan unggul penguasaan bola di laga ini. Tapi Juventus FC juga saya yakin akan berusaha keras mengejar efektivitas dengan cara memancing Die Roten bermain dengan garis pertahanan tinggi. Oleh sebab itu, saya berharap Die Roten bisa mengambil dengan pas keduanya di laga ini. Mampu menembus pertahanan Juventus dan memaksimalkan peluang yang datang, juga mampu bertahan dengan baik untuk mengunci jalan Juventus FC mendapatkan efektivitas.

Menghadapi Juventus FC yang terbukti solid bertahan dan efektif melakukan serangan balik cepat dan mematikan, Die Roten kemungkinan besar tak kan bermain dengan tiga bek sejajar. Antisipasinya adalah Philipp Lahm, Joshua Kimmich, David Alaba dan Rafinha di barisan pertahanan. Xabi Alonso yang diistirahatkan kala FC Bayern menjamu Darmstadt akan kembali turun sebagai gelandang jangkar dan memaksa Arturo Vidal berada di bench. Sementara peran box-to-box midfielder akan diserahkan kepada Thiago Alcantara.

Untuk lini depan,  Arjen Robben, Kingsley Coman, Thomas Mueller, Douglas Costa dan Robert Lewandowski, adalah pilihan pertama saat ini. Jika Mario Goetze diturunkan sebagai starting XI, kemungkinan Coman yang bakal digeser ke bench.

Perhitungan ini saya ambil tanpa mempertimbangkan skema yang bakal dipasang Massimiliano Allegri untuk Juventus FC. Sebagian besar permainan Juventus FC memang memakai pola 3-5-2. Tapi tim besutan Allegri ini juga cair untuk menggunakan 4-3-1-2 dan 4-3-3 dalam beberapa pertandingan. Bahkan saat mengalahkan Napoli, Allegri menggunakan formasi 4-4-2. 

Tapi apa pun skema yang bakal dipasang Allegri, saya hanya berharap Die Roten mampu memaksimalkan kedua lini sayapnya untuk merobek area pertahanan Juventus. Bukan banyak beradu bola di lini tengah.

Semoga FC Bayern bisa meraih hasil positif di Juventus Stadium. Mia san Mia. FC Bayern fuer immer.