Tiga tahun lalu, persisnya pada Februari 2013, Lukas Enembe terpilih sebagai gubernur Provinsi Papua. Lukas Enembe didampingi wakilnya, Klemen Tinal ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur Papua setelah mengumpulkan suara sebanyak 1.199.657 suara atau 52% dari seluruh jumlah suara pemilih yang masuk.
Usai ditetapkan secara resmi sebagai Gubernur Papua oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Papua, pada 9 April 2013 Lukas Enembe pun dilantik. Saat pelantikan ketika itu, ia menyampaikan pidato pertamanya dalam kapasitas sebagai Gubernur Provinsi Papua periode 2013-2018.
Dalam pidatonya kala itu, Gubernur Lukas Enembe mendeklarasikan sebuah "Gerakan Peradaban Baru: Bersama Menuju Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera". Peradaban baru yang menjadi visi besar sekaligus dasar bagi perjalanan Papua di bawah kepemimpinan Lukas Enembe dan Klemen Tinal.
Gubernur Papua, Lukas Enembe |
Kini, setelah hampir tiga tahun berlalu, deklarasi dari Gerakan Peradaban Baru itu masih tetap terngiang jelas. Papua, “Si Raksasa yang Sedang Tidur” tiga tahun lalu, sekarang memang bangkit.
Perlahan namun pasti, Gubernur Lukas Enembe berusaha keras mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta penguatan otonomi khusus (Otsus). Sumber daya manusia Papua yang sehat, berprestasi dan berahlak mulia juga diwujudkan. Upaya ini bisa dilihat dari capaian indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai indikator penting dalam agenda ini, di mana IPM orang Papua sebesar 56,25 pada 2013 meningkat ke 56,75 di 2015.
Pengembangan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal juga meningkat. Jika pada September 2014 angka kemiskinan di Papua sebesar 31,13%, pada Maret 2015 turun sebesar 2,25%. Kebangkitan Papua juga tampak dari pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarkawasan dan antardaerah dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan transportasi terus ditingkatkan, dan menjadi prioritas untuk menerobos konektivitas lintas tengah Papua. Menjadi prioritas untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan ekonomi pada lima wilayah pembangunan.
Dana otonomi khusus (Otsus) yang digelontorkan mulai tahun 2014 dengan pembagian 20% provinsi dan 80% kabupaten/kota, juga sudah menghasilkan 2.160 unit rumah. Ini artinya sudah mencapai 30% dari target 13.000 unit rumah yang dicanangkan Gubernur Lukas Enembe selama memimpin Papua.
Tanda lain dari bangkitnya Papua juga nyata terlihat dari persiapan provinsi ini menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX tahun 2020. Gubernur Lukas Enembe sudah meletakkan batu pertama untuk membangun Stadion Utama PON XX di Kampung Harapan, Jayapura. Peletakan batu pertama ini menandai dimulainya persiapan sarana dan prasarana pendukung PON di Papua yang akan dilangsungkan di sejumlah kota seperti, Mimika, Timika dan Biak.
Dan nilai plus lainnya, bangkitnya Papua ternyata juga mendapat perhatian besar dari Presiden Joko Widodo. Berbagai pembangunan juga turut digalakkan oleh pemerintah pusat. Termasuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan darat, jalur kereta api, pelabuhan udara, dan pelabuhan laut. Sebagian saat ini sudah selesai dikerjakan. Ada yang masih dikerjakan, dan ada yang masih dalam perencanaan.
Papua kini memang sudah bangkit. Dan Gubernur Lukas Enembe masih punya waktu dua tahun lagi untuk menjadikan kebangkitan Papua dapat tegak dan sejajar dengan provinsi-provinsi maju lainnya di Bumi Pertiwi.