Bundesliga musim
2016/2017 sudah berakhir. Bayern Muenchen kembali bertakhta untuk kali kelima
beruntun dan menyegel gelar untuk kali ke-27. Itu saja, tak lebih.
Mimpi
mengulang treble winners seperti tahun 2013 pupus saat mendekati garis akhir.
Terlempar di perempatfinal Liga Champions oleh Real Madrid dan terbuang dari
semifinal DFB Pokal oleh Borussia Dortmund.
Di akhir musim, pelatih
Bayern, Carlo Ancelotti secara terbuka sudah menyatakan kegagalan Bayern akibat
rentetan cedera yang menimpa sejumlah pilar utama. Dan satu hal lagi, Ancelotti
juga sudah menegaskan kalau Bayern butuh pemain baru kelas atas di beberapa
lini.
Sebagai pelatih, apa
yang dikemukakan Ancelotti jelas bisa dibenarkan meski tak secara utuh.
Ancelotti memang tak sedang mencari alasan untuk mengkambinghitamkan sesuatu.
Dan itu bisa kita sama-sama lihat dari situasi yang terjadi sepanjang musim
ini.
Secara total, Bayern
Muenchen sudah memainkan 48 laga resmi musim ini dan menghabiskan waktu bermain
4.320 menit. Dari jumlah tersebut, satu-satunya penyerang murni milik Bayern,
Robert Lewandowski mengambil porsi bermain 3.841 menit.
Cuma tiga laga
Lewandowski tak bermain. Dan itu memang karena cedera saat menghadapi
Borussia Dortmund di laga yang tak mengubah posisi Bayern di klasemen.
Namun begitu, saat
menghadapi Real Madrid di perempatfinal leg I, Lewandowski ternyata juga tak
bermain karena cedera yang sama. Situasi ini sejatinya ironis buat Bayern.
Melawan tim sekelas Real Madrid yang bertabur bintang tanpa memasang penyerang
murni bak sebuah perjudian. Saya tak perlu tulis lagi seperti apa duel kedua
tim di lapangan kala itu yang berakhir 1-2 untuk Real Madrid dan satu kartu
merah untuk Bayern.
Di leg 2 Lewandowski
memang bisa bermain dan Bayern sempat unggul 2-1. Tapi lagi-lagi cerita itu
berbalik saat Bayern kehilangan Arturo Vidal akibat kartu merah yang kontroversial
di menit le-83.
Bayern yang butuh butuh
satu gol lagi untuk membalikkan aggregat gol di waktu normal terpaksa menarik Lewandowski
dan memasukkan Joshua Kimmich di menit 88. Kembali tanpa penyerang dalam
situasi 10 lawan 11 dan lagi-lagi kalah.
Di semifinal DFB Pokal
melawan Borussia Dortmund, Bayern memang diperkuat Lewandowski. Tapi ingat juga
bahwa yang menjaga gawang Bayern kala itu adalah Sven Ulreich, bukan Manuel
Neuer.
Sempat memimpin 2-1 hingga menit ke-67, petaka buat Bayern pun hadir di
menit ke-68 dan 74. Cuma dalam tempo enam menit dua kali Ulreich dipaksa untuk memungut
bola dari dalam gawangnya. Di akhir laga Bayern pun kalah 2-3.
Di spieltag 33 Bayern
Muenchen juga hampir kembali dipermalukan. Memainkan laga tak menentukan
menghadapi RB Leipzig, Bayern Muenchen yang masih tak diperkuat Neuer nyaris
kalah juga.
Beruntung -- ini menurut saya pribadi, yah -- sang lawan, RB
Leipzig masih belum jadi tim yang benar-benar matang pengalaman. Sempat
ketinggalan 2-4, Bayern sebagai tim yang lebih berpengalaman akhirnya bisa
mengejar dan membalikkan keadaan secara dramatis di pengujung laga.
Tapi catat,
gol-gol yang bersarang ke gawang Bayern ketika itu juga lebih akibat reaksi kiper ketiga Bayern,Tom Starke yang kurang sigap untuk mengamankan bola.
Tapi sudahlah, cerita
musim 2016/2017 sudah berakhir dengan hasil satu gelar buat Bayern Muenchen. Di
musim mendatang Bayern juga sudah terang-terangan bakal mendatangkan pemain
baru untuk memperkuat skuat yang tampil di tiga kompetisi. Dan salah satunya
adalah di lini depan.
Musim ini sudah
membuktikan jika tim sekelas Bayern Muenchen tak bisa cuma punya satu penyerang
murni. Bayern butuh satu penyerang lagi untuk mempertajam sentuhan akhir
serangannya.
Tapi siapa yang bakal bisa direkrut? Jika mengikuti desas-desus
yang kencang beredar sosok itu adalah Alexis Sanchez atau James Rodriguez. Atau
bisa jadi malah dua-duanya diambil.
Sanchez yang juga kompatriot
Arturo Vidal di timnas Chile punya peluang besar untuk mendarat di Allianz
Arena. Sisa kontraknya di Arsenal tinggal setahun lagi dan hingga kini belum
ada tanda-tanda dari Sanchez untuk memperbarui kontraknya. Selain itu, musim
depan Arsenal juga tak bermain di Liga Champions.
Sementara James
Rodriguez adalah anak kesayangan Carlo Ancelotti saat masih membesut Real
Madrid. Kontrak Rodriguez di Madrid memang masih panjang. Musim panas tahun
2020 baru habis. Tapi dengan adanya figur Ancelotti di Bayern saat ini, bukan
hal yang mustahil untuk Bayern merayu Rodriguez agar berbaju Die Roten.
Apalagi
tipikal pemain seperti Rodriguez saat ini memang sedang dibutuhkan Bayern karena
bisa bermain sama baik di posisi kedua sayap maupun di tengah sebagai penyerang lubang.
Jika kedua nama tadi tak ada yang jadi diambil – meski saya sendiri tak yakin – pilihan Bayern dari
lingkungan Bundesliga bisa jadi mengarah ke striker Bayer Leverkusen,
Chicharito. Atau bisa juga diarahkan ke Raffael dari kubu Borussia Moenchengladbach.
Atau kalau ingin lebih terasa Muenchen-nya, pilihan bisa saja kembali diarahkan ke Hoffenheim.
Setelah berhasil membajak Sebastian Rudy dan Niklas Suele, kini giliran Sandro
Wagner yang dirayu.
Apalagi Wagner yang kelahiran Muenchen memang jebolan Akademi Bayern. Dan iming-iming punya
kesempatan bermain di Liga Champions bisa jadi rayuan maut untuk
mengembalikannya ke Allianz Arena.