Persaudaraan 108 atau U Ze San. Ini adalah sebuah
perkumpulan yang mengeratkan tali silaturahmi dan mengedepankan hubungan
saudara angkat untuk bersama-sama melakukan tindakan kebajikan.
Untuk tanggal resmi berdirinya perkumpulan ini sulit ditentukan karena semua berawal dari spontanitas. Mungkin 17 tahun lalu, bahkan mungkin juga lebih silam lagi.
Pada Minggu, 24 September 2107, perkumpulan ini
menggelar acara silaturahmi sekaligus pelantikan anggota baru. Kegiatan dilangsungkan
di Orchid Room, The Palms, Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, dan
kebetulan saya diundang datang menghadiri acara ini.
Sebelum acara berlangsung, Persaudaraan 108 atau U Ze
San yang didirikan pakar feng shui, Master Kim Po, secara resmi baru tercatat
punya 99 anggota. Tujuh orang yang terakhir bergabung baru sah ditahbiskan
sebagai anggota seusai acara.
“Tujuh anggota baru yang dilantik menggenapkan jumlah
anggota U Ze San menjadi 108 orang. Saya berharap ketujuh anggota baru U Ze San
bisa cepat dan aktif dalam perkumpulan untuk bersama-sama melakukan kebajikan
untuk sesama,” kata Master Kim Po di sela-sela acara.
Laiknya seperti kisah-kisah di film silat Mandarin, U Ze
San yang bermarkas di kediaman Master Kim Po di Taman Villa Bandara, Dadap,
Kabupaten Tangerang, uniknya uga mengenal penyebutan kakak pertama, kakak
kedua, adik pertama, adik kedua dan seterusnya. Istilah kakak pertama di U Ze
San disematkan kepada pria yang karib disapa Take.
Anggota tertua U Ze San, Take (keenam dari kiri) dan anggota termuda U Ze San, Michael (paling kiri). |
Take yang asal Medan sudah berusia di atas 70 tahun dan
menjadi anggota dengan usia tertua di perkumpulan persaudaraan ini. Sementara
sebutan adik terakhir di perkumpulan ini diberikan kepada Michael yang juga
asal Medan dan baru berusia sekitar 20 tahun.
“Sesuai dengan namanya U Ze San atau Persaudaraan 108,
kami benar-benar sangat menghargai dan menghormati satu sama lain dari sisi
usia. Saya sebagai pendiri U Ze San saja berada di posisi tengah berdasarkan
usia,” jelas Master Kim Po.
“Kepada Take dan kakak-kakak saya yang lain di U Ze San,
saya tetap harus menaruh hormat yang besar. Kepada yang lebih muda juga saya
harus sangat melindungi. Pola ini berlaku sama ke semua anggota U Ze San,”
imbuhnya lagi.
Pendiri Persaudaraan 108 atau U Ze San, Master Kim Po (keenam dari kiri) |
Dalam acara ini, para anggota U Ze San juga berinisiatif
melakukan kegiatan lelang beberapa batu kristal. Salah satu hasil dari lelang
tersebut didonasikan kepada Take sebagai anggota tertua U Ze San.
“Take sudah berusia sepuh tapi pengorbanannya untuk U Ze
San sangat besar. Beliau tak pernah lelah untuk membimbing rohani dan mental
kami yang jauh lebih muda agar bisa menjadi manusia yang baik, benar dan
bijak,” ungkap salah seorang anggota U Ze San, Halim Chandra.
“Karena itulah di acara ini kami sepakat mendonasikan
sebagian uang hasil lelang batu kristal untuk bisa sedikit membantu keuangan
Take,” timpal Rudhi Sultan, anggota U Ze
San lainnya.
Selain melakukan lelang untuk berdonasi, pada acara ini
juga turut ditegaskan lagi keinginan bersama seluruh anggota U Ze San untuk
mendirikan vihara. Untuk sementara sudah ada satu lahan seluas 2 hektare di
Medan yang dirasa cocok untuk menjadi lokasi pembangunan.
“Pemilik lahan memberikan diskon 50% dari harga jual
setelah tahu niat kami untuk mendirikan vihara. Bahkan dari harga jual yang
disepakati kami juga diberikan keringan untuk hanya membayar 50% dan sisanya dibayar
bertahap sesuai kemampuan,” kata anggota U Ze San dari Medan, Willy.