Bulan Juni 2015, saya pernah membuat sebuah tulisan dengan judul “Masih Ada Kesempatan Ketiga Buat Guardiola di FC Bayern”. Tulisan dengan judul ini juga masih bisa diakses di situs icity.indosat dengan URL: http://bit.ly/1Qy9hWw. Tapi saya tak lagi membahas tulisan tersebut. Saya cuma terpanggil untuk kembali memakai judulnya sebagai arah dari coretan saya ini kali.
Kesempatan ketiga bagi Josep Guadiola. Ya, memang kesempatan ketiga sekaligus juga kesempatan terakhir baginya untuk dapat mempersembahkan 'Trofi Kuping Lebar' bagi Die Roten. Kesempatan terakhir sebelum ia resmi menangani Manchester City musim 2016/2017.
Pada dua kesempatan Guardiola sebelumnya, FC Bayern selalu rontok di semifinal dan semuanya oleh wakil Spanyol. Kesempatan ketiga tahun ini juga sudah tiba di semi final. Dan lagi-lagi berjumpa wakil Spanyol.
Pun begitu, sampai coretan ini dibuat setidaknya kesempatan itu masih terjaga baik. Masih terpelihara hingga skuat FC Bayern menginjak rumput Estadio Vicente Calderon di Kota Madrid. Di stadion berkapasitas 54.907 penonton itu, FC Bayern bakal melakoni laga pertama babak semi final Liga Champions musim 2015/2016 menghadapi si empunya stadion, Atletico Madrid, pada Kamis dini hari WIB, 28 April 2016.
Dalam duel ini, FC Bayern masih tak diperkuat tiga pilar utamanya; Holger Badstuber, Arjen Robben dan Jérôme Boateng. Sementara lawannya, Atletico Madrid, juga tak kan menyertakan tiga pilar utamanya yakni: Diego Godin, Tiago dan Oliver Torres. Meski begitu, duel ini tetap diprediksi berjalan ketat. Terlebih jika ditambahi embel-embel duel tim dengan lini serang terproduktif versus tim dengan lini pertahanan terbaik di Liga Champions musim ini.
Menghadapi laga ini, Guardiola sepertinya mengambil waktu sehari untuk menyendiri dan berpikir keras tentang persiapan timnya. Kekalahan Barcelona dengan skor 2-0 di Vicente Calderon menjadi referensi teranyarnya. Bagaimana cara terbaik untuk membelah kesolidan lini pertahanan Los Colchoneros - julukan Atletico Madrid.
Sebagai catatan, dari empat tim semifinalis musim ini, Los Colchoneros menjadi tim paling sedikit kebobolan yakni hanya lima gol. Data ini menjadi gambaran betapa kuat dan rapatnya lini pertahanan Atletico Madrid dalam setiap laga. Kekuatan lini pertahanan ini juga ditopang permainan efektif dan efisien mereka untuk memaksimalkan sekecil apapun peluang yang datang untuk mencetak gol.
Efisiensi permainan Atletico Madrid bisa digambarkan dari rata-rata penguasaan bola mereka yang cuma sebesar 48%. Cuma sebesar 48% tapi bisa menjejak semi final dan menggusur juara bertahan Barcelona di babak delapan besar.
Penguasaan lini tengah
Guardiola sangat menyadari kemampuan Atletico Madrid tersebut. Dengan satu atau dua skema serangan balik cepat, mereka bisa seketika mematikan lawannya. Menjatuhkan mental lawannya. Dan ini pastinya sangat tidak diinginkan Guardiola. Semaksimal mungkin ia justru akan meramu taktik terbaik untuk ‘membunuh’ Atletico di hadapan publiknya.
Dengan bekal produktivitas FC Bayern yang sudah 28 kali membobol gawang lawan di Liga Champion musim ini, harapan itu cukup besar untuk direalisasikan. Terlebih barisan pertahanan Atletico tanpa Diego Godin yang sedang cedera hamstring.
Jika melihat ciri kedua tim saat ini, besar kemungkinan FC Bayern akan bermain agresif agar bisa lebih dulu memimpin dan mendapatkan gol tandang. Jika skenario ini berjalan mulus, permainan Atletico Madrid diprediksi bakal lebih terbuka karena juga ingin mendapatkan gol balasan.
Antoine Griezmann dan Fernando Torres akan diinstruksikan untuk coba menekan dan merebut bola dari para pemain FC Bayern sejak masih di 1/3 wilayah Die Roten. Jika itu berhasil dilakukan, dengan kecepatan yang dimiliki mereka bakal langsung melakukan serangan balik cepat untuk mendapatkan gol.
Prediksi skema kedua dari Atletico Madrid adalah memanfaatkan sisi kiri yang ditempati Felipe Luis atau Koke untuk menekan FC Bayern dan mengirimkan bola matang kepada Griezmann dan Torres.
Pun begitu, absennya Tiago dan Óliver Torres di laga ini jelas akan sedikit melemahkan lini tengah Atletico. Guardiola juga mungkin sudah memperhitungkan itu dan akan membuat resep untuk mengeksploitasinya.
Menguasai permainan lini tengah dengan menempatkan pemain-pemain yang tepat sekaligus menyiapkan lini sayap yang trengginas. Untuk soal ini, penggawa FC Bayern yang bakal diserahi tugas kemungkinan besar adalah Thiago Alcantara, Arturo Vidal, dan Xabi Alonso dengan skema 4-1-4-1.
Sedangkan Javi Martinez berada di wilayah centre back bersama Joshua Kimmich atau Mehdi Benatia dan diapit Philipp Lahm bersama David Alaba di sisi kanan dan kiri. Meski Jerome Boateng juga turut dibawa ke Madrid dan sudah kembali ikut berlatih, rasanya kecil kemungkinan ia menjadi starter centre back karena sudah absen bermain selama tiga bulan. Tapi siapa tahu, kan?
Sementara jika Robert Lewandowski, Thomas Mueller, Douglas Costa dan Franck Ribery nanti diturunkan berbarengan, bisa jadi Xabi Alonso yang akan diparkir di bench.
Sementara jika Robert Lewandowski, Thomas Mueller, Douglas Costa dan Franck Ribery nanti diturunkan berbarengan, bisa jadi Xabi Alonso yang akan diparkir di bench.
Tapi apapun itu, saya percaya dan yakin Guardiola sudah punya resep untuk menaklukkan Atletico Madrid di kandangnya. Kalau pun tak berhasil ditumbangkan, satu atau dua gol tandang sudah menjadi modal bagus untuk menatap laga kedua di Allianz Arena.
Dan Guardiola juga cukup percaya diri karena dari 10 kali perjumpaannya sebagai pelatih dengan Atletico Madrid, delapan kemenangan dikantongi. Artinya, jika FC Bayern bisa mengalahkan Atletico Madrid di Vicente Calderon, kemenangan itu juga menjadi kemenangannya yang kesembilan atas Los Colchoneros.
Mia san Mia. FC Bayern fuer immer.