Minggu, 19 Juni 2016

Menghitung Kemungkinan Jerman Bersua Italia di Euro 2016


Ada sedikit pembicaraan singkat dan menarik antara saya dengan beberapa rekan pecinta serius tim nasional Jerman setelah dua laga penyisihan Grup C Euro 2016 berlalu. Jerman masih bertahan di puncak klasemen dengan poin 4, sama dengan Polandia di bawahnya. Hanya selisih gol saja yang membedakan peringkat keduanya di klasemen sementara. Untuk memastikan peringkat yang pasti, jawabannya tergantung  hasil  laga penyisihan terakhir kedua tim. Jerman kontra Irlandia Utara dan Polandia kontra Ukraina. Siapa yang menjadi juara grup?

Kembali ke pembicaraan singkat yang tadi saya katakan di atas, rata-rata rekan saya menginginkan Die Mannschaft menjadi runner up grup. Jerman cukup bermain imbang dengan Irlandia Utara dan Polandia menaklukkan Ukraina. Kenapa harus runner up? Kenapa bukan menjadi juara grup?

Begini. Menurut rekan-rekan saya, jika Jerman menjadi juara grup maka besar kemungkinan bersua Italia di fase perempatfinal. Hal ini bisa diperhitungkan dari alur tabel turnamen yang tersedia. Italia sudah memastikan diri sebagai juara Grup E hanya dari dua laga. Sementara Jerman masih harus memastikan posisi terakhir dengan bertemu Irlandia Utara. 

Jika menjadi juara, prediksi lawan yang dihadapi Jerman di babak perdelapan final adalah tim peringkat ketiga terbaik dari Grup A, B atau F yang kemungkinan diisi Rumania, Wales/Slovakia, dan Islandia.

Jika berhasil melewati babak ini, maka di babak delapan besar lawan yang dihadapi adalah pemenang dari laga Italia versus Spanyol/Kroasia. Tapi melihat peluang saat ini berdasarkan hasil dua laga penyisihan grup, kemungkinan terbesarnya adalah Kroasia yang menjadi lawan Italia di 16 besar.  

Duel Kroasia vs Italia yang dimenangkan Kroasia 2-1 pada Piala Dunia 2002.
Tapi siapa pun lawannya di babak ini, Italia yang tampil tanpa beban unggulan di turnamen ini justru menjadi favorit untuk lolos ke babak 8 besar dan menantang Jerman yang juga difavoritkan lolos.

Nah, inilah yang sangat tidak diharapkan. Kenapa? Karena secara tradisi Italia masih menjadi tim kuat yang sangat sulit ditumbangkan Jerman. Dari 20 perjumpaan terakhir kedua tim, Die Mannschaft cuma lima kali bisa mengalahkan Italia. Sebaliknya Gli Azzuri –julukan timnas Italia – mencatat 11 kemenangan dan empat laga lainnya berakhir imbang.

Pertemuan terakhir Die Mannschaft kontra Gli Azzuri pada laga ujicoba tanggal 29 Maret 2016 memang dimenangkan Die Mannschaft dengan skor 4-1. Tapi saat terakhir kali keduanya berjumpa di turnamen resmi, pemenangnya adalah Italia. Saat itu di perhelatan semifinal Euro 2012, Jerman takluk 1-2 lewat brace Mario Balotelli yang berbalas satu gol penalti dari Mesut Oezil 

Jerman saat ditaklukkan Italia di semifinal Piala Dunia 2006
Lebih mundur lagi, pada Piala Dunia 2006 Die Mannschaft juga dipertemukan dengan Gli Azzuri di babak semifinal. Dan kembali kandas akibat dua gol telat dari Fabio Grosso dan Alesandro del Piero di menit-menit akhir babak extra time kedua. 

Jerman kesulitan menaklukkan Italia di turnamen resmi masih dianggap sebagai tradisi. Setidaknya sampai tulisan ini dibuat. Karena itulah rekan-rekan saya sangat berharap Jerman tak berjumpa Italia, setidaknya sampai babak final, jika keduanya bisa melenggang mulus. 

Kadung phobia atau parno istilah singkatnya. Parno dengan sistem pertahanan gerendel Italia yang susah dibongkar. Apalagi tak ada atau belum ada pemain Die Mannschaft yang punya kemampuan akselarasi dan dribble sangat super untuk situasi satu lawan satu. 

Bonucci, Chiellini, Barzagli.
Trio BBC asal klub Juventus – Barzagli, Bonucci, Chiellini – di lini pertahanan Gli Azzuri masih menjadi momok yang tak disukai barisan penyerang Die Mannschaft dalam berbagai situasi. Belum lagi dengan barisan tengah Italia yang dikenal sangat solid, baik saat bertahan maupun ketika mendapatkan bola untuk membangun serangan. Penempatan lima gelandang Gli Azzuri di lini tengah juga bisa membuat aliran bola Die Mannschaft dari lini kedua ke depan terputus jika sering kalah berduel. 

Kecepatan dan kecerdikan Eder dan Graziano Pelle untuk memaksimal sedikit peluang mencetak gol juga menjadi catatan penting untuk diingat Jonas Hector dan Benedikt Hoewedes sebagai full back Die Mannschaft. Jangan sampai telat melakukan track back atau kalah sprint untuk menutup sisi luar pertahanan Jerman. 

Mudah-mudahan Jogi sudah punya kalkulasi matang untuk membawa skuatnya bisa berlayar hingga akhir turnamen ini. Menjadi juara kali keempat dan mematahkan tradisi-tradisi yang tak mengenakkan, termasuk tradisi sulit menang dari Italia dalam sebuah turnamen resmi. Aamiin.