Minggu, 05 Juni 2016

Prediksi Tingkat Kesulitan Jerman Menghadapi Ukraina


Sepekan dari catatan kutu kupret ini dibuat, tim nasional Jerman akan melakoni laga perdana penyisihan Grup C Euro 2016 melawan Ukraina. Laga itu akan dihelat di Stadion Pierre-Mauroy di Kota Lille, Senin dini hari, 13 Juni 2016 pukul 02.00 WIB.

Sebelum laga ini digelar, Die Mannschaft mencatat tiga kekalahan dan tiga kemenangan dari enam pertandingan terakhirnya. Tiga kemenangan itu diraih atas Georgia (2-1), Italia (4-1), dan Hungaria (2-0). Sementara tiga kekalahan didapat dari Prancis (0-2), Inggris (2-3) dan Slovakia (1-3).

Catatan ini kontras dengan yang ditoreh Zhovto-Blakytni atau Si Kuning Biru – julukan tim nasional Ukraina. Dari enam pertandingan terakhir yang dijalani, Zhovto-Blakytni  meraih lima kemenangan dan sekali imbang. 

Tim nasional Ukraina
Lima kemenangan itu diperoleh dari Slovenia (2-0), Cyprus (1-0), Wales (1-0), Rumania (4-3), dan Albania (3-1). Satu-satunya hasil imbang juga dihasilkan dari laga kontra Slovenia dengan skor 1-1.

Jika menyimak kategori mutu lawan yang dihadapi kedua tim seperti disebut di atas,  lawan yang dihadapi Die Mannschaft memang lebih berat. Namun sebagai tim yang menyandang status juara dunia, stempel kekalahan yang didapat tetap diberi judul mengecewakan. Apalagi saat kalah dari tim peringkat 32 FIFA, Slovakia di kandang sendiri.

Ukraina yang kini menempati posisi 19 rangking FIFA adalah satu dari dua tim terakhir yang memastikan ikut Euro 2016. Setelah gagal bersaing dengan Spanyol dan Slovakia untuk merebut tiket langsung ke Prancis, Ukraina harus menghadapi Slovenia dua leg di babak play-off. Dan akhirnya lolos setelah meraih satu kemenangan dan satu hasil imbang.

Mikhail Fomenko
Laga perdana menghadapi Jerman tentunya bukan laga yang diharapkan oleh pelatih Zhovto-Blakytni, Mikhail Fomenko dan asistennya, Andriy Shevchenko. Tapi karena hasil kocokan sudah berkata begitu, apa boleh buat harus dijalani.

Menghadapi Jerman, dan tentunya juga Polandia dan Irlandia Utara di Grup C, Fomenko akan mengusung skema 4-2-3-1 sebagai formasi utama Zhovto-Blakytni. Skema ini akan dipolakan secara padu oleh para pemain dari Shakhtar Donetsk, Dynamo Kiev, dan Dnipro Dnipropetrovsk, tiga klub sepak bola tersohor di Liga Ukraina. 

Dominasi pemain dari tiga klub itu memang jelas terlihat dari komposisi skuat inti yang kerap diturunkan Fomenko. Penjaga gawang Andriy Pyatov (Shakhtar Donetsk) akan dibentengi oleh empat bek yakni Vyacheslav Shevchuk (Shakhtar Donetsk), Yaroslav Rakitskiy (Shakhtar Donetsk), Yevhen Khacheridi (Dynamo Kiev), dan Artem Fedetskiy (Dnipro Dnipropetrovsk).

Di posisi gelandang bertahan ada Serhiy Rybalka (Dynamo Kiev) yang akan berduet dengan Taras Stepanenko (Shakhtar Donetsk) sebagai box-to-box midfielder. Kemudian di lini serang sayap akan terpasang Yevhen Konoplyanka (Sevilla) di sisi kiri dan Andriy Yarmolenko (Dynamo Kiev) di sisi kanan. 

Andriy Yarmolenko
Sementara gelandang serang Ruslan Rotan (Dnipro Dnipropetrovsk) akan banyak bergerak dari lini kedua untuk memanfaatkan area kosong yang dibuka Yevhen Seleznyov (Shakhtar Donetsk) sebagai target man Zhovto-Blakytni.  

Ukraina di bawah kendali Fomenko memang terkenal agresif dengan mengandalkan kemampuan lini serang sayap. Kedua sayap yang diisi Konoplyanka dan Yarmolenko rajin melakukan penetrasi dan melepaskan umpan berbahaya ke area kotak penalti tim lawan. 

Namun jika harus membuat prioritas yang paling diwaspadai di antara keduanya, pergerakan Kanoplyanka di sisi kiri adalah jawabannya.

Yevhen Konoplyanka 

Sulit menebar ancaman

Dengan perkiraan skema yang akan dimainkan Ukraina seperti disebut di atas, Der Trainer Die Mannschaft, Joachim Loew mungkin akan menghadapinya seperti saat melawan Hungaria di laga ujicoba terakhir. 

Formasi 4-2-3-1 yang dipasang Jogi – panggilan akrab Joachim Loew – ketika itu diisi Howedes, Ruediger, Boateng, Hector sebagai starting XI pertahanan. Lini ini juga dibentengi gelandang bertahan tangguh Sami Khedira yang dibantu Toni Kross sebagai gelandang jangkar. 

Jerman saat mengalahkan Hungaria dalam laga ujicoba.
Dengan formasi ini, pergerakan Kanoplyanka nanti akan banyak berduel dengan Howedes di wilayah kanan pertahanan Die Mannschaft. Sebelum berjumpa Howedes, bisa jadi juga Kanoplyanka sudah harus kesulitan untuk melewati adangan Khedira atau Kross. 

Pun begitu, catat! Skenario ini cuma akan berjalan bilamana penguasaan bola kedua tim berimbang. Atau bilamana Ukraina bermain dengan strategi bergerak cepat melakukan  serangan balik. Sementara jika kendali permainan sepenuhnya dipegang Die Mannschaft seperti saat melawan Hungaria, percayalah, sulit buat Ukraina untuk menebar banyak ancaman serius ke pertahanan Jerman.

Jerman saat berjumpa Ukraina dalam laga ujicoba yang berakhir imbang tahun 2011

Namun terlepas dari semua perkiraan di atas, Die Mannschaft diyakini tetap selalu waspada. Apalagi perjumpaan dengan Ukraina ini kali terjadi di pentas resmi Euro 2016. Sebelumnya, perjumpaan terakhir kedua tim ini tersaji pada laga ujicoba tahun 2011 yang berakhir imbang 3-3. Tapi Jerman kala itu sempat dibuat was-was karena dua kali tertinggal lewat gol Andriy Yarmolenko, Yevhen Konoplyanka, dan Serhiy Nazarenko. Beruntung Toni Kross, Simon Rolfes dan Thomas Mueller mampu mencetak gol untuk menyelamatkan muka Die Mannschaft.

Terakhir untuk prediksi skor, jika mengacu pada pasaran Asia maka handicap yang terpasang untuk laga Jerman kontra Ukraina adalah 0:1 alias Ukraina mendapat voor 1. 

Sebagai pendukung setia Die Mannschaft, saya tentu ingin laga ini dimenangkan Jerman. Jika keinginan itu kemudian dipadukan dengan handicap yang terpasang, maka Jerman harus menang minimal dengan selisih dua gol. Bisa jadi 2-0 atau 3-1.