Rabu, 30 September 2015

Dominasi dan Lima Gol, Die Roten Putus Rekor Apik Modri



Duel perdana antara jawara sepak bola Jerman,  FC Bayern Muenchen dengan jawara sepak bola Kroasia, Dinamo Zagreb, tuntas dihelat di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Rabu dinihari WIB, 30 September 2015. Hasilnya; Die Roten/Si Merah (julukan FC Bayern) menggelar pesta gol dengan gelontoran lima biji gol tanpa balas ke gawang Modri/Si Biru (julukan Dinamo Zagreb). Hasil laga ini juga menambah catatan buruk Dinamo Zagreb yang tak pernah menang dari 11 kali kesempatan menghadapi tim asal Jerman.

Penyerang FC Bayern, Robert Lewandowski masih membuat ledakan di lapangan dengan trigolnya di menit 21, 28 dan 55. Dua gol FC Bayern lainnya diceploskan Douglas Costa menit ke-13 dan Mario Goetze menit ke 25.
Penguasaan dribbling bola FC Bayern menghadapi Dinamo Zagreb

Secara keseluruhan, FC Bayern memang mendominasi laga atas lawannya. Si Merah unggul penguasaan bola 74% berbanding 26% milik Si Biru. Dominasi ini juga ditindaklanjuti dengan 26 upaya tendangan ke arah gawang, di mana 15 di antaranya on target. Kemudian FC Bayern juga sukses melepaskan 802 umpan dengan tingkat akurasi mencapai 93%. Sedangkan Dinamo Zagreb cuma mampu melepaskan tiga upaya tembakan ke gawang dan seluruhnya off target. Operan yang berhasil dilepaskan juga cuma 246 kali dengan tingkat akurasi 67%.

 Dominasi pergerakan umpan silang CoCo ke pertahanan Dinamo Zagreb
Keberhasilan Si Merah mendominasi duel kontra Si Biru ini, memang, tak tepas dari peran vital (Douglas) Costa dan (Kingsley) Coman, dua pemain anyar FC Bayern yang mendapat sebutan CoCo.  Kedua pemain ini mampu berperan untuk mengeksploitasi area flank Dinamo Zagreb. Dengan pergerakannya di kedua area flank, CoCo berhasil menempatkan 20 dari 34 umpan silang terukur berbahaya yang mengancam pertahanan Si Biru.

Costa tercatat melepaskan 14 umpan silang berbahaya. Sedangkan Coman enam umpan silang berbahaya sepanjang pertandingan. Keduanya juga berperan penting terhadap dua gol FC Bayern yang terjadi di menit ke-25 (Mario Goetze) dan menit ke-28 (Robert Lewandowski). Kerjasama one-two antara Goetze dan Coman dalam kotak penalti diakhiri sepakan Goetze ke gawang Dinamo Zagreb yang dikawal Eduardo. Laju bola sempat mengenai kaki Eduardo tapi tak menghentikannya untuk tetap masuk ke dalam gawang.

Tiga menit berselang, dari skema sepak pojok Costa melepaskan umpan silang ke daerah penalti Dinamo Zagreb. Umpan matang ini berhasil diterima Lewandowski dengan tendangan voli yang membentur mistar gawang dan pantulannya tipis melewati garis gawang. Sebelumnya, Costa juga berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Penetrasinya di sisi kanan pertahanan Dinamo Zagreb mengantarnya masuk ke kotak penalti. Sepakan kaki kirinya meluncurkan bola ke sudut sempit di tiang dekat gawang Si Biru. Masuk dan menjadi gol pembuka Si Merah di laga ini.  

Pergerakan Thiago Alcantara membantu serangan melawan Dinamo Zagreb
Selain CoCo, kredit oke juga disematkan kepada Thiago Alcantara dan Joshua Kimmich yang berhasil mengontrol permainan di area tengah. Menyentuh bola sebanyak 119 kali, Thiago yang memainkan peranan sebagai pengatur serangan berhasil melepaskan 100 umpan, di mana 90 di antaranya menuju area pertahanan Dinamo Zagreb. Dia juga terlibat langsung dalam proses terciptanya gol kedua dan kelima FC Bayern di laga ini. Dua dari tiga operan kuncinya sukses dikonversi menjadi gol oleh Robert Lewandowski.

Selain membantu serangan, gelandang bernomor punggung 6 ini juga sukses memainkan peranannya sebagai gelandang bertahan. Dua tacking bersih dan satu intersep berhasil dibuatnya untuk mengamankan area pertahanan FC Bayern.

Pergerakan Joshua Kimmich memutus aliran serangan Dinamo Zagreb
Untuk Joshua Kimmich, laga melawan Dinamo Zagreb ini merupakan laga perdananya di pentas Liga Champions. Memainkan peran sebagai gelandang bertahan untuk memutuskan aliran bola lawan ke pertahanan Die Roten, gelandang berusia 20 tahun ini sukses membuat empat tackling bersih. Dalam laga ini Kimmich membuat 92 operan dari 101 kali kesempatan menyentuh bola.

Poin menarik lainnya dari laga ini adalah peran David Alaba yang diflot menjadi bek tengah sepanjang babak pertama. Posisi ini sebenarnya bukan tempat ideal bagi Alaba yang terbiasa beroperasi di sektor sayap. Di 45 menit pertama, Alaba diharuskan berperan mendampingi Jerome Boateng dan diapit Juan Bernat di sisi kiri.

Melihat model ini, pelatih FC Bayern, Josep Guardiola, sepertinya ingin mempraktikkan visi barunya dengan mengetes kemampuan Alaba di posisi tersebut. Sama halnya seperti saat Guardiola memberikan Philipp Lahm posisi gelandang bertahan dan meninggalkan pos lamanya sebagai bek kanan. Proses ujicoba ini berlangsung selama 45 menit. Selepas turun minum, Alaba kembali ke posisi aslinya yang ditempati Juan Bernat. Sementara posisi yang ditinggalkannya diisi Javi Matinez yang masuk di babak kedua menggantikan Juan Bernat.

Alaba juga menjadi pemain yang paling banyak menyentuh bola sepanjang laga ini. Dia tercatat menyentuh bola sebanyak 128 kali dan melepaskan 111 umpan dengan tingkat akurasi mencapai 97%. Empat tendangan on target juga berhasil dilepaskannya kendati tak ada yang berbuah gol.  

Meski menang besar dan menjadi tim pemutus rangkaian 45 laga tak pernah kalah milik Dinamo Zagreb, FC Bayern sendiri sebenarnya tak turun dengan kekuatan terbaiknya. Cederanya Arturo Vidal menjelang laga membuat Josep Guardiola berpaling ke Joshua Kimmich yang nihil pengalaman bermain di Liga Champions. Ikon FC Bayern, Thomas Mueller baru masuk di menit 58 menggantikan Mario Goetze.

Tapi kembali, hasil tiga poin yang dituai membuat hal tersebut tak perlu dipersoalkan. Malah harusnya dibanggakan. Kemenangan 5-0 atas Dinamo Zagreb membuktikan bahwa skuat FC Bayern musim ini jauh lebih siap dibanding musim lalu. Juga lebih tangguh dan lebih punya kedalaman untuk komposisinya.    

                                                             Highlight FC Bayern vs Dinamo Zagreb (dok:Youtube)