Langkah tim nasional Jerman menuju putaran final Euro 2016 di Prancis bakal dicap nyaris mulus ting-ting, pada Jumat dini hari, 9 Oktober 2015 WIB. Tapi ada syaratnya. Die Mannschaft minimal menahan imbang Republik Irlandia, saat berduel pada lanjutan laga kualifikasi Grup D di Aviva Stadium, Dublin. Mampu? Jelas, dong. Tapi Jerman cuma mau menang bukan imbang.
Di Dublin, kemenangan adalah target utama dan menyerang menjadi skema terbaik. Tak ada rencana main aman di kepala pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew. Meski bermain di depan publik sendiri, Republik Irlandia wajib untuk dikangkangi agar tiket ke Prancis terasa lebih top markotop digenggam.
Di klasemen Grup D, Jerman saat ini bertakhta dengan 19 poin dari delapan laga. Hanya selisih dua poin dari Polandia di posisi dua dan empat poin dari Republik Irlandia di posisi tiga. Kualifikasi sendiri tinggal menyisakan dua laga dan cuma dua tim teratas klasemen yang langsung melenggang ke Prancis tahun depan. Sementara tim di posisi tiga kudu duel lagi di babak playoff buat rebutan tiket ke Prancis.
Dua laga terakhir Jerman adalah menghadapi Republik Irlandia dan Georgia. Tim yang disebut belakangan hingga laga kedelapan masih betah nangkring di posisi lima klasemen. Melawan Georgia, saya yakin seluruh pendukung Die Mannschaft pede untuk menyaksikan tim kesayangannya menang mudah. Tapi bagaimana saat menghadapi Republik Irlandia di kandang mereka, Dublin?
Jerman dan Republik Irlandia berdasarkan catatan head to head sudah 19 kali berduel. Jerman menang sembilan kali, seri lima kali dan kalah lima kali. Artinya, di laga ke-20 ini Jerman ingin menggenapi kemenangan jadi 10 kali atas Republik Irlandia. Duel terakhir dengan Republik Irlandia berlangsung di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Oktober 2014, dan berakhir seri 1-1.
Sementara untuk tiga laga terakhir Jerman di Grup D seluruhnya berakhir dengan kemenangan. Gibraltar dihancurkan 7-0, lalu membuat revans dengan mengalahkan Polandia 3-1, dan terakhir menang susah payah dengan skor 3-2 dari Skotlandia.
Sedikit berbeda dengan Republik Irlandia, di mana dua laga tuntas dengan kemenangan dan satu laga berakhir seri. Setelah diimbangi Skotlandia 1-1, Republik Irlandia menang 4-0 atas Gibraltar dan 1-0 atas Georgia. Sialnya bagi tim ini, dua laga terakhir di Grup D adalah menghadapi Jerman dan Polandia.
Berkunjung ke Dublin Jerman tanpa Lukas Podolski yang menderita cedera pergelangan kaki. Sementara tuan rumah Republik Irlandia masih harap-harap cemas menunggu kabar baik terhadap kondisi dua pilar utamanya, Seamus Coleman (hamstring) dan Wes Hoolahan (lutut).
Podolski sudah dicoret dari daftar pemain Jerman yang dibawa ke Dublin. Namun di daftar pemain Republik Irlandia, Coleman dan Hoolahan tetap dimasukkan pelatih Martin O’Neill kendati kondisinya masih cedera. Penyerang Robbie Keane juga diharapkan fit dan bisa tampil meski pada hari Selasa tak muncul di pusat pelatihan karena menemani istrinya melahirkan.
Wes Hoolahan |
Demi mengejar tiga poin kemenangan, Joachim Loew kemungkinan besar tetap mengusung formasi 4-3-2-1 dengan ciri false nine. Sementara dari kubu Republik Irlandia, Martin O’Neill besar kemungkinan memasang formasi 4-1-4-1 dengan opsi transformasi ke 4-5-1 atau 4-4-1-1. Tinggal dilihat nanti seperti apa kondisi yang terjadi di lapangan saat duel berlangsung.
Thomas Mueller |
Yang jelas, sebelum laga dua pilar tim nasional Jerman yakni Jerome Boateng dan Ilkay Gundogan, sudah memberi sinyal ke kubu tuan rumah untuk mewaspadai pergerakan Thomas Mueller. Kedua pemain ini secara tegas juga mengatakan Mueller bakal jadi mimpi buruk pertahanan Republik Irlandia. Belum lagi ancaman serius yang datang dari gelandang serang Jerman seperti Oezil, Kroos, dan Goetze.
Dengan skema false nine, saya pikir sulit rasanya untuk bek The Boy is Green (julukan timnas Republik Irlandia) fokus menjaga pergerakan para gelandang serang Jerman yang dinamis dan pandai bertukar posisi. Pilihan terbaik kemungkinan adalah membuat zona marking dan menjaga kedalaman dengan formasi 4-5-1. Sembari itu, tentunya, mereka tetap mengintip peluang melakukan counter attack dengan style hit and run khas sepak bola Inggris Raya.
Tapi sebagai pendukung Die Mannschaft, saya percaya diri apa pun strategi yang diusung Martin O’Neill tetap bakal mandul meski bermain di kandang. Bahkan jika Jerman nanti bermain seperti kemampuan aslinya, tiga atau empat gol bukan hal mustahil dilesakkan ke gawang Shay Given.
Tapi ga usah mendebatkan jumlah gol yang tercipta, deh. Yang terpenting Jerman bisa mengalahkan Republik Irlandia dan lolos ke Euro 2016 di Prancis. Soal menang tipis atau telak hanya takaran buat porsi penyedap aja. Dan saya juga tak mau membahas kemungkinan Jerman kalah di tulisan ini. Selesai!