Senin, 05 Oktober 2015

FC Bayern Menghukum Garis Tinggi Pertahanan Dortmund



Laga ke-93 FC Bayern Muenchen melawan Borussia Dortmund di pentas Bundesliga sudah usai di Allianz Arena, Muenchen. Hasilnya, FC Bayern meremukkan tamunya, Dortmund dengan skor telak 5-1. Hasil ini menjadi kemenangan kedelapan dari delapan laga FC Bayern di panggung Bundesliga musim 2015/2016. Sementara bagi Dortmund, ini menjadi kekalahan pertama mereka dari delapan laga yang sudah dilalui. Jarak kedua tim di klasemen pun melebar selisih tujuh poin.

Menarik untuk dicermati, dalam laga ini pelatih FC Bayern, Josep Guardiola ternyata mengawalinya dengan pola yang tak umum yakni 3-3-3-1. Meski begitu, pola ini juga tak baku sepanjang laga dan mudah cair bertransformasi ke 4-3-3 dan 4-2-3-1. Sementara pembesut Dortmund, Thomas Tuchel, seperti biasa mengawali laga dengan skema 4-3-2-1 yang juga cair bertransformasi ke 4-1-4-1.  

Racikan 3-3-3-1 Guardiola di awal laga bertujuan untuk melebarkan pertahanan sekaligus melumpuhkan poros tengah Dortmund yang musim ini lebih kuat dibanding musim lalu. Javi Martinez diflot menjadi bek tengah dan dilapis Xabi Alonso sebagai box to box midfielder. Sementara sektor kiri pertahanan diisi David Alaba dan Jerome Boateng di sisi kanan. Guardiola juga menggeser posisi Philipp Lahm lebih ke depan untuk mendampingi Alonso. Kedua pemain ini diberi tugas menjadi pemutus aliran bola Dortmund dari tengah yang digalang Julian Weigl dan Ilkay Gundogan saat coba mendekati wilayah 1/3 akhir  FC Bayern.

Melihat dari komposisi ini, Guardiola terlihat memang sengaja memancing para pemain Dortmund mengulang kebiasaannya bermain dengan garis pertahanan tinggi. Para pemain FC Bayern diinstruksikan tak langsung tancap gas saat laga dimulai dan membiarkan banyak ditekan dulu.  Apa yang diharapkan Guardiola itu akhirnya terbukti sejak 25 menit setelah kick off. Tiga dari lima gol yang diceploskan pemain FC Bayern ke gawang Dortmund lahir  dari pemanfaatan celah ini.

Borussia Dortmund langsung menekan FC Bayern di menit-menit awal laga
Dua umpan panjang yang dilepaskan Jerome Boateng dari 2/3 lapangan berhasil dikonversi menjadi gol oleh Thomas Mueller (menit 26) dan Robert Lewandowski (menit 46). Satu lagi berasal dari Mario Goetze yang mendapat ruang bebas di sektor sayap. Goetze yang tak terkawal kemudian merobek sisi kanan pertahanan Dortmund untuk selanjutnya memberikan key passes kepada Robert Lewandowski yang juga mendapat ruang luas depan gawang. Gol keempat FC Bayern di menit 58.

Proses terjadinya gol ketiga FC Bayern dalam rekaman siaran lambat
Tak cuma berperan besar menciptakan peluang gol, Boateng juga sangat disiplin menjaga area pertahanan FC Bayern. Empat intersep dan lima clearance dilakukan Boateng sepanjang laga. Dia juga berhasil melepaskan 79 umpan, tiga di antaranya adalah key passes, dengan tingkat akurasi sebesar 85%. Apiknya permainan Boateng ini juga ditopang kedisiplinan Martinez dan Alaba pada formasi tiga bek yang disusun Guardiola. Martinez melakukan satu intersep dan dua clearance, sementara Alaba membuat dua intersep dan dua clearance.  

Dua gol lainnya dari FC Bayern terjadi pada menit 35 dan 66. Pelanggaran Henrikh Mkhitaryan yang menendang kaki Thiago Alcantara di kotak penalti membuat wasit menunjuk titik putih. Thomas Mueller yang jadi algojo sukses melakukan tugasnya untuk membuat gol kedua. Untuk gol terakhir yang diceploskan Mario Goetze berawal dari umpan matang Thiago Alcantara dalam kotak penalti.  

Ada yang sedikit meleset dari perkiraan semula untuk laga ini. Di kubu FC Bayern, Costa dan Coman (CoCo) ternyata tak diturunkan berbarengan oleh Guardiola. Di kubu Dortmund, posisi bek sayap yang diperkirakan diisi Matthias Ginter dan Marcel Schmelzer, ternyata diisi oleh Sokratis Papastathopoulos (bek kanan) dan Łukasz Piszczek (bek kiri). Douglas Costa jadinya urung head to head dengan Ginter karena digantikan Sokratis yang posisi aslinya adalah bek tengah.

Mungkin Tuchel sedari awal sudah ragu untuk memasang Ginter berhadapan dengan Costa yang punya kecepatan di sektor sayap. Tapi Guardiola juga bukan pelatih polos. Alih-alih menginstruksikan Die Roten intens mengeksploitasi serangan dari sisi flank, dia malah sengaja memancing tim lawan bermain dengan garis pertahanan tinggi dan membiarkan banyak ditekan di 25 menit pertama.

Pergerakan Costa di sektor sayap kiri
Sokratis sendiri tak terlalu dibuat repot oleh Costa di laga ini. Costa cuma membuat 62 sentuhan dan tiga tembakan on target. Umpan yang dilepaskan juga cuma 35 dengan tingkat akurasi 80% dan nihil operan kunci. Ini terjadi karena FC Bayern memang tak melulu berusaha merobek pertahanan Dortmund dari sisi kiri yang ditempati Costa. Justru dari sektor sayap kanan yang diisi Mario Goetze lah penekanan lebih diintensifkan. 41% serangan FC Bayern ke wilayah Dortmund berasal dari sisi ini. Dari sektor sayap kiri yang ditempati Costa hanya 31%.

Pergerakan Goetze dan Mueller di sayap kanan

Dengan 81 sentuhan sepanjang laga, Goetze yang kerap bertukar posisi dengan Thomas Mueller membuat Łukasz Piszczek kerepotan sepanjang laga. Satu shot on goal dan satu key passes yang berbuah gol dilepaskan Goetze melalui pergerakan di sektor ini. Goetze juga bisa melepaskan 64 umpan dengan tingkat akurasi 84%, sedikit lebih tinggi dari Costa di laga ini. Repotnya Piszczek mengawal Goetze di laga ini bisa ditandai dari statistik tujuh intersep dan tiga clearance yang dibuatnya sepanjang laga.

Secara keseluruhan, laga ini memang menjadi milik FC Bayern. Dengan penguasaan bola 58% berbanding 42%, Die Roten mampu melepaskan 626 umpan dengan akurasi 85%. Sedangkan lawannya, Die Schwarzgelben membuat 452 umpan dengan akurasi 81%. Die Roten juga berhasil melepaskan 15 shots, dan sembilan yang on target. Sementara Die Schwarzgelben membuat 10 shots, dan hanya empat yang on target.

Rating seluruh pemain di laga FC Bayern vs Borussia Dortmund 
Sekali lagi, kunci utama kemenangan FC Bayern atas Dortmund adalah melebarkan area pertahanan dan menghukum  kebiasaan mereka bermain dengan garis pertahanan tinggi. Sewaktu Robert Lewandowski mencetak gol ketiga FC Bayern tak lama setelah babak kedua dimulai, mental para pemain Dortmund seketika itu juga drop. 

Skor akhir bisa saja lebih telak andai tendangan Goetze di depan gawang kosong pada menit ke-55 tak melewati mistar gawang. Tapi ga papa. Minjam celotehan mantan pelatih timnas futsal Indonesia, Justin Lhaksana, yang juga sempat menonton laga ini; ”Sudah, cukuplah skor kemenangan Bayern.”     

                                                                                        Highlight FC Bayern vs Borussia Dortmund