Tumbangnya Jerman di kandang Republik Irlandia tak mengecilkan sikap optimis dan harapan banyak orang terhadap tim ini. Skor 1 – 0 untuk cap kekalahan tersebut lebih dianggap sebagai kesialan Jerman dan keberuntungan Republik Irlandia. Harapan menyaksikan Jerman berlaga di panggung Euro 2016 di Prancis tetap tinggi. Meski harapan itu harus ditunggu hingga tim ini menuntaskan kualifikasinya di Grup D.
Di laga kualifikasi terakhir Jerman akan menjamu Georgia di Red Bull Arena, Leipzig. Target minimal yang harus dicapai adalah bermain seri agar bisa lolos langsung ke putaran final di Prancis. Hasil seri akan menempatkan kelolosan Jerman dengan dua opsi status; sebagai juara grup atau runner up grup.
Status juara grup bisa didapat kalau laga Polandia melawan Republik Irlandia berakhir seri. Tapi jika salah satunya meraih kemenangan dan Jerman vs Georgia berakhir imbang, maka Die Mannschaft mesti rela lolos ke Prancis dengan status runner up Grup D.
Menghadapi Georgia yang kini ada di urutan lima klasemen, Jerman tak akan diperkuat Mario Goetze dan mungkin juga Der Kapitan Bastian Schweinsteiger. Keduanya sedang sakit. Bahkan Goetze diprediksi akan menepi hingga tiga bulan untuk bisa kembali sehat. Untuk Schweinsteiger, masih akan dilihat lagi kondisinya sampai menjelang laga. Kalau fit diturunkan, kalau tidak akan diganti pemain lain.
Georgia sendiri dipastikan bakal bermain rapat dan bertahan menghadapi Jerman. Tapi harus diingat, mereka akan tampil lepas karena tak memikul beban apa pun. Jerman diprediksi bakal mudah menggulung Georgia. Tapi, ingat, Georgia yang dianggap lemah juga punya potensi membahayakan dari bola-bola panjang jika lini pertahanan Jerman lengah. Tak bedanya dengan cara Republik Irlandia menghukum para bek Jerman di Aviva Stadium, Dublin, tempo hari.
Menghadapi Georgia, skema 4-2-3-1 Jerman kita pastikan saja tanpa Goetze dan Schweinsteiger. Bagaimana ketajamannya? Menggunakan target man seperti Kevin Volland atau Andreas Schuerrle yang posisi aslinya gelandang serang? Atau menggeser Thomas Mueller sebagai target man? Lalu bagaimana dengan lini pivot? Memasang Ilkay Gundogan, Emre Can, atau Christoph Kramer?
Kevin Volland |
Untuk Kevin Volland, saya punya keyakinan besar terhadap andilnya jika diturunkan Loew sebagai starter menghadapi Georgia Volland punya akurasi tembakan yang bagus meski perannya terhadap penampilan Die Mannschaft belum banyak. Pergerakannya di 1/3 akhir wilayah lawan juga lumayan cepat dan bisa membuka celah untuk dieksplor para gelandang serang Die Mannschaft merangsek ke dalam kotak penalti.Tapi kembali kepada pilihan Der Trainer Joachim Loew. Bisa saja dia kembali memainkan false nine menghadapi Georgia.
Untuk gelandang serang, mungkin penempatan Marco Reus di kiri, Toni Kroos di tengah dan Thomas Mueller di kanan adalah pilihan oke. Jika pilihan ini dipilih Loew untuk laga melawan Georgia, Mesut Oezil akan nongkrong di bench. Berisiko, kah? Tidak lah.
Kross sudah membuktikan kemampuannya sebagai gelandang serang mumpuni di FC Bayern dan kini di Real Madrid. Demikian juga dengan Thomas Mueller. Marco Reus sebenarnya juga keren. Hanya belakangan ini penampilannya memang agak menurun karena belum lama sembuh dari cedera. Jika Loew masih sangsi menjadikan Reus starter, paling Oezil kembali jadi starter.
Nah, untuk lini gelandang bertahan, jika Schweinsteiger benar-benar urung tampil pilihan terbaik adalah memasang Christoph Kramer dan Emre Can. Kalau tetap memasang Gundogan, risikonya pemain ini akan lebih sering naik membantu serangan ketimbang menjaga lini tengah pertahanan. Kurang pas untuk skema double pivot.
Di barisan belakang, formasi Jonas Hector, Mats Hummels, Jerome Boateng, dan Matthias Ginter kelihatannya tetap dipertahankan menghadapi Georgia. Satu kekurangan Die Mannschaft setelah menjadi juara dunia adalah lini full back. Sepeninggal Philipp Lahm, belum ada lagi pemain yang bisa memainkan peranan full back sebaik Lahm. Terkecuali, jika permohonan naturalisasi Rafinha menjadi warga negara Jerman diluluskan, yah. Soalnya di FC Bayern pemain ini memang sudah terbukti punya kemampuan menjadi seorang full back yang keren.
Tornike Okriashvili |
Menyoal ke Georgia, tim yang sudah pasti memilih bertahan rapat melawan Jerman ini besar kemungkinan mengandalkan gelandang serang Tornike Okriashvili. Pemain ini punya kecepatan dan kecerdasan untuk mendapatkan posisi bagus saat timnya melakukan serangan. Baik dengan skema umpan panjang maupun umpan terobosan. Okriashvili yang kini bermain untuk klub Belgia, Genk, bisa sangat mematikan hanya dalam beberapa detik saat memegang bola.
Rekaman video ini bisa menjadi gambaran kemampuan Okriashvili yang harus diwaspadai:
Catatan yang saya buat ini mungkin bakal meleset jauh saat laga Jerman kontra Georgia berlangsung. Tapi saya tak ambil pusing. Yang saya pusingkan hanya jika Jerman kalah dari Georgia dan langkah menuju Prancis harus ditempuh lewat jalur play-off. Mudah-mudahan tak begitu faktanya. Terima kasih banyak untuk yang sudah membaca tulisan ga berbobot ini. Salam